Ps4 live streaming

Ayo Mengenal Lebih Dekat Situs Bengawan Solo Purba

Sudahkah Anda mendengar Situs Bengawan Solo Purba? Situs alam ini merupakan situs kebanggaan khusus warga kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul dan warga Jogja pada umumnya.

Situs Bengawan solo memiliki daya magnet tersendiri bagi para pelancong-pelancong khusunya mancanegara. Di samping nuansa alamiah yang luar biasa dan menawan, wisatawan juga dapat mengetahui sejarah mengenai seluk-beluk sungai Bengawan Solo. Ditambah lagi cekungan-cekungan diantara tingginya bukit-bukit yang menjulang menambah kepuasan suasana tersendiri. Kita dapat mengimajinasi bagaimana dahulu kala terbentuknya fenomena langka seperti ini, layaknya proses kejadian alam (evolusi).

Situs Bengawan Solo PurbaSungai dengan aliran lembut Bengawan Solo itu diperkirakan terbentuk sekitar 40 juta tahun yang lalu oleh kelompok peneliti. Sebelum adanya bengawan solo purba, dulu terdapat sebuah aliran sungai yang mengalir ke selatan, diduga berasal dari sebuah hulu yang sama dengan sungai yang sekarang ada. Di sinilah kemudian dikenal dengan “muara” Bengawan Solo Purba. Bekas aliran air yang mengalir diantara bukit-bukit itu mengering akibat tidak adanya lagi air yang mengairinya. Kemudian wilayah tersebut menjadi banyak bukit-bukit kapur yang menurut beberapa penelitian mulanya merupakan sebuah tumpukan karang yang berada di bawah permukaan laut.

Kini, bekas aliran sungai yang populer lewat lagu keroncong berjudul Bengawan Solo ciptaan Gesang itu menjadi objek wisata menarik. Tak ketinggalan Pantai Sadeng yang menjadi muaranya, selain menjadi objek wisata juga menjadi salah satu pelabuhan perikanan besar di Yogyakarta. Keduanya menjadi jejak geologi yang berharga. 

Dalam perjalanan menuju Pantai Sadeng, beberapa ratus meter jalur aliran Bengawan Solo Purba bisa dinikmati pemandangannya. Jalur aliran itu bisa dilihat setelah sampai di dekat plang biru bertuliskan "Girisubo - Ibukota Kecamatan". Berhenti sejenak di pinggir jalan menuju pantai atau berjalan perlahan adalah cara paling tepat untuk menikmati pemandangan bekas aliran ini, sekaligus memberi kesempatan mengabadikannya dengan kamera.

Tampak dua buah perbukitan kapur yang tinggi memanjang mengapit sebuah dataran rendah yang semula adalah jalur aliran. Dataran rendah yang kini menjadi lahan berladang palawija penduduk setempat itu berkelok indah, memanjang sejauh 7 kilometer ke arah utara, hingga wilayah Pracimantoro di Kabupaten Wonogiri. Kelokannya membuat mata tergoda untuk menyusurinya ke utara hingga ke tempat pembalikan aliran sungainya.

Referensi :
Kotajogja.com

Jogjayes.com

Selain artikel di atas, baca juga Sejarah Singkat Prabu Siliwangi dan artikel sejenisnya. 
Previous
Next Post »