Apakah anda
seorang petani? atau mungkin seorang dari anak [keluarga petani]?
Selama ini profesi petani masih selalu menjadi profesi yang
sangat dihindari oleh banyak orang, apalagi oleh generasi anak zaman now!
Bahkan bisa dipastikan hampir 99% anak-anak zaman now yang berasal dari anak
petani di desa-desa, mereka tidak ada yang mau lagi jadi petani seperti orang
tua mereka.
Hal tersebut mungkin dinilai wajar karena pada kenyataanya,
profesi sebagai petani selama ini bukanlah profesi yang bisa membuat kita kaya
raya.
Bahkan saat kita mendengar kata petani, maka yang terlintas
dan diingat di benak kita pastinya sebuah kesan negatif, dimana yang namanya
petani itu biasanya miskin, rumah di kampung dengan gubuk reotnya, ditambah
lagi kehidupan petani yang selalu kekurangan.
Semua kesan negatif tentang petani diatas mungkin tidak semuanya
salah, karena pada kenyataanya hampir rata-rata petani khususnya di desa-desa
di daerah memang bernasib demikian.
Namun tentunya, pernyataan tersebut juga tidak sepenuhnya
benar, karena saat ini sudah semakin banyak bermunculan kisah petani yang juga
bisa kaya raya dan sejahtera.
Salah satu kisah
sukses petani yang akan kami bagikan disini salah satunya adalah kisah dari
seorang petani bernama Muslahuddin Daud, yang berasal dari Pidie Jaya, Aceh.
Dalam berbagai pemberitaan di beberapa media nasional, kisah
Muslahuddin ini menjadi viral dikarenakan ada kisah yang menggetarkan
dibalik keputusanya mau menjadi seorang petani.
Hal tersebut dikarenakan profesi Muslahuddin sebelumnya
yang ternyata pernah bekerja di Bank Dunia [World Bank], yang gajinya saat itu
sudah mencapai Rp 75 juta tiap bulanya. Saat itu Muslihuddin menjabat di bagian
Social Development Specialist.
Dengan gaji yang begitu tinggi, tentunya sangat wajar jika
kita semua dibuat terheran-heran. Kenapa pekerjaan yang sudah begitu
menjanjikan, tapi secara mengejutkan dirinya justru ingin memilih jadi petani
di kampungnya.
Kalau alasanya karena cuma urusan duit, semua sepakat pasti
ini tentunya sangatlah tidak realistis.
Dengan niat kuatnya, Muslahuddin akhirnya mantap
meninggalkan Bank Dunia sejak 2014 yang lalu, sebuah pekerjaan yang sudah 13
tahun digelutinya.
Awalnya sudah pasti keluarga tentu sangat menolak atas
keputusan Muslahuddin tersebut.
Namun dengan terus
meyakinkan sambil membuktikan, akhirnya keluarga bisa menerima atas keputusan
tersebut.
Akhirnya Muslahuddin sekarang sudah menjadi petani
dengan memiliki lahan pertanian hingga 20 hektar.
Lahan tersebut oleh Muslahuddin ditanami berbagai produk
pertanian mulai dari pepaya, kopi, jagung, cabai, hingga pisang dan yang lainya.
Luar biasanya lagi, kesuksesan Muslahuddin sebagai
petani tidak hanya dia nikmati untuk dirinya dan keluarganya saja, melainkan
juga ia tularkan keahlian bertaninya kepada petani-petani lain di kampungnya,
bahkan di luar daerahnya.
Keputusanya menjadi petani juga bukan tanpa rintangan, dimana
saat awal membeli lahan hingga 20 hektar untuk dijadikan kebun, ternyata
kebunnya pernah dibakar oleh orang yang tak dikenal. Tidak hanya sekali saja
peristiwa tersebut [baca: kebun dibakar], namun berulang hingga sebanyak dua
kali.
Sebagai manusia
biasa, tentunya wajar jika peristiwa pembakaran lahanya tersebut hampir
saja membuat semangat Muslahuddin padam.
Namun tekad dan niat juga semangat Muslahuddin lebih tinggi
sehingga dirinya terus bangkit dan maju terus pantang mundur.
Hingga akhirnya, setelah Muslahuddin bisa membuktikan
kesuksesanya sebagai petani, maka para warga yang mayoritas di kampungnya
sebagai petani mulai berubah hingga sekarang.
Tidak tanggung-tanggung, demi sejahterakan banyak petani, tak
kurang sudah lebih dari Rp 1,5 miliar ia keluarkan untuk bisa memperjuangkan
nasib petani agar bisa hidup sejahtera.
"Yang lebih penting kerja saya di luar Lamteuba
sebenarnya. Selama ini hampir 4 tahun menjadi trainer di berbagai wilayah atas
permintaan dari masyarakat. Biaya yang saya keluarkan sudah sekitar Rp 1,5
miliar. Itu untuk beli bibit dan bina petani," ungkapnya [detik.com, 18/3/2018]
Perlu anda ketahui juga, ternyata Muslahuddin juga
pernah meraih penghargaan menjadi Pahlawan dalam ajang program Pahlawan untuk
Indonesia (PUI) kategori pertanian, yang diselenggarakan TV swasta MNCTV.
Juri dalam program
acara tersebut juga merupakan tokoh nasional diantaranya menteri Sosial Kofifah
Indarparawangsa [saat itu], Prof. Mahfud MD, Mantan Ketua MK, dan tidak
ketinggalan dari kalangan Universitas yaitu Prof. Firmansyah, selaku Rekor Universitas
Paramadina.
Dari kisah Muslahuddin ini, semoga saja bisa menginspirasi siapapun anda
yang membaca kisah ini.
Bahkan kami sangat berterima kasih sekali jika diantara anda adalah petani atau
anak [keluarga] petani, silahkan SHARE tulisan ini, semoga bisa memacu semangat
dan menginspirasi para petani, bahwa sebagai petani Indonesia, kita juga bisa
sukses dan hidup sejahtera.
Tentunya untuk bisa menjadi petani yang sukses, harus disertai dengan semangat
dan usaha yang lebih giat lagi serta harus disertai untuk mau belajar dan terus
belajar serta mempraktekanya hingga bisa menjadi petani sukses seperti para
petani lain yang sudah lebih dulu bisa sukses!
SilahkanSHARE! dan bantu sebarkan ke petani-petani juga anak-anak petani di
Indonesia agar kisah Muslahuddin bisa jadi inspirasi untuk mereka.
Semoga diantara pembaca tulisan ini kedepan, akan banyak lahir petani-petani
muda yang menginspirasi petani-petani yang lain. Amiiiin
Mari sebarkan kebaikan agar kebaikan itu juga MENYEBAR!
Kami KHAWATIR!
Kemunduran bangsa kita karena saat ini orang-orang baik banyak yang DIAM untuk
MENYEBARKAN KEBAIKAN, dan KALAH dengan para PENCACI dan PENCELA yang setiap
detik mereka tiada henti sebarkan KEBURUKAN, KEBENCIAN, HOAX di sosial media.
YAKINLAH di Indonesia masih banyak ORANG-ORANG BAIK yang BELUM DISHARE dan
diketahui oleh orang banyak, karena media nasional kita terkadang mungkin sudah
terlalu asyik menyebarkan berita yang didominasi berita yang buruk.