Hampir semua kaum Muslim di mana pun berada berlomba-lomba mencari keberkahan malam Lailatul Qadar. Tapi bagaimana dengan perbedaan waktu negara yang satu dengan yang lain? Apakah malam seribu bulan itu turun pada saat yang bersamaan di semua negara?
Menurut Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Muhammad Arifin, malam Lailatul Qadar di masing-masing wilayah berbeda dengan wilayah lain. Namun pada intinya, keberkahan malam tersebut tetap bisa dirasakan meski berbeda tempat. lailatul qadar “Bisa jadi kita sudah mengalaminya malam ini tetapi di negara bagian lainnya baru mengalaminya besok malam, atau di negara bagian lain sudah mengalaminya sebelum kita mengalaminya. Di situlah keberkahan Lailatul Qadar bisa dirasa oleh semua manusia atau bahkan mahkluk di seluruh bagian bumi,” ujarnya. Lalu apakah malam Lailatul Qadar bisa dirasakan menjelang malam harinya? Menurut Arifin, hal itu bisa tetap dirasakan. “Kita bisa merasakan Lailatul Qadar pada siang hari berikutnya bukan sebelumnya. Dalam banyak riwayat hadis bahwa salah satu tanda terjadinya Lailatul Qadar adalah matahari pada keesokan hari begitu cerah, udara tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin,” terang Arifin.
Bagaimana ciri-ciri malam Lailatul Qadar tiba? Bagaimana ciri-ciri malam Lailatul Qadr tiba? Sementara Arifin mengatakan ada juga riwayat yang mengatakan pepohonan menunduk dan angin bertiup sepoi saat Lailatul Qadar. Namun riwayat hadis tersebut kurang begitu kuat. Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Terjadinya lailatul qadar di tujuh malam terakhir bulan ramadhan itu lebih memungkinkan sebagaimana hadits dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ – يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى
“Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa.” (HR. Muslim)
Sudah sepatutnya sebagai seorang muslim berusaha mempersiapkan diri berbenah supaya termasuk dari golongan yang bisa mendapatkan berkah malam lailatul qadhar. Hikmah Allah menyembunyikan pengetahuan tentang terjadinya malam lailatul qadar di antaranya adalah agar terbedakan antara orang yang sungguh-sungguh untuk mencari malam tersebut dengan orang yang malas. Karena orang yang benar-benar ingin mendapatkan sesuatu tentu akan bersungguh-sungguh dalam mencarinya. Hal ini juga sebagai rahmat Allah agar hamba memperbanyak amalan pada hari-hari tersebut dengan demikian mereka akan semakin bertambah dekat dengan-Nya dan akan memperoleh pahala yang amat banyak. Semoga Allah memudahkan kita memperoleh malam yang penuh keberkahan ini.