Asia Tenggara mulai muncul pertma kali ketika pada zaman
prasejarah. Kebudayaan dan masyarakat
Asia Tenggara seiring berjalannya waktu berkembang menjadi beragam suku, etnik,
budaya dan bangsa yang mencirikhaskan pada tiap-tiap kelompok. Dengan dipengaruhi
juga dari budaya India dan Tionghoa dan
pada masa pasca kolonialisme, buadaya arab dan budaya Eropa yang besar bagi
masyarakat Asia Tenggara pada umumnya.
Prasejarah
Masyarakat pertanian awal
Pertanian merupakan pokok dari perkembangan alami yang
berasal dari kebutuhan. Sebelum pertanian, berburu dapat memenuhi kebutuhan
makanan. Masyarakat Asia Tenggara telah melakukan berbagai kegiatan domestikasi
baik berupa hewan maupun tanaman seperti memelihara anjing, ayam, dan babi
beribu-ribu tahun yang lalu. Makanan terkait dengan status sosial. Apabila
makanan tersedia berlebih, orang mengadakan pesta besar dan semua orang boleh
makan sepuasnya.
Orang-orang kaya seperti ini biasanya
bekerja bertahun-tahun mengumpulkan makanan atau kekayaan yang dibutuhkan untuk
pesta-pesta ini. Kebaikan orang-orang kaya itu akan diingat oleh masyarakat,
menjadi semacam tabungan budi untuk masa yang akan datang. Kebiasaan ini
tersebar di seluruh wilayah Asia Tenggara, bahkan sampai ke Papua. Masyarakat
dengan ciri seperti ini dikenal sebagai masyarakat agraris.
Pada saat tekanan jumlah penduduk mencapai titik yang
membutuhkan intensifikasi pertanian, berkembang teknik bercocok tanam, seperti
menanam ubi jalar di Papua atau menanam padi di wilayah Indonesia lainnya. Para
ahli prasejarah berpendapat, teknik bercocok tanam padi sawah dikenal
masyarakat Asia Tenggara dari Tiongkok, khususnya lembah Sungai Yangtse dan
Yunnan.